SMP Negeri 1 Gemolong

Jl. Diponegoro 60 Gemolong

Mewujudkan sekolah Adiwiyata berprestasi

Bank Sampah di Sekolah

Rabu, 30 Januari 2019 ~ Oleh Admin ~ Dilihat 9383 Kali

 

Bank Sampah Sekolah
Sampah merupakan permasalahan yang dihadapi seluruh manusia di muka bumi. Permasalahan tersebut menjadi perhatian dan kepedulian dunia internasional. Upaya menjaga kelangsungan hidup dan kelestarian lingkungan, pengeloalan sampah menjadi komitmen semua bangsa.
Penelitian dan penemuan tentang manfaat sampah telah banyak diungkapkan, namun dalam kenyataan sehari-hari, masih banyak sampah yang terabaikan dan dilihat sebagai satu materi yang sudah tidak memiliki kegunaan. Melihat kenyataan tersebut pendidikan dalam bentuk pelatihan pengelolaan sampah diharapkan dapat menjadi solusi bermanfaat khususnya bagi mereka generasi muda yang masih berstatus pelajar.
Pelajar/siswa dapat memanfaatkan sampah sabagai potensi ekonomi dengan mendaur ulangnya kembali menjadi barang berguna, atau dengan melakukan gerakan pemilahan sampah untuk di tabung di bank sampah. Pendirian bank sampah di sekolah menjadi satu hal yang penting untuk mendidik siswa/i yang ada di sekolah tersebut. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harusnya dapat membentuk insan-insan yang bersikap dan berperilaku peduli terhadap kondisi lingkungan. Namun sayangnya, masih banyak sekolah yang belum mampu untuk mengajarkan pendidikan kebersihan terhadap setiap siswa/i yang ada di lingkungan sekolah. Banyak sekolahsekolah yang belum memiliki tempat sampah yang terpilah-pilah. Sehingga kita masih dapat menyaksikan banyak sampah-sampah organik yang bercampur dengan sampah-sampah anorganik bahkan dengan sampah yang berbentuk pecah belah. Sampah-sampah tersebut juga masih terabaikan dan tidak jarang berserakan pada halaman dan sudut-sudut lorong sekolah. Sedangkan sampah-sampah yang berada di tong-tong sampah pasti akan selalu bermuara ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pelajar/siswa masih belum mengerti manfaat yang terkadung pada sampah harus mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Dari hasil ini nantinya diharapkan akan terbentuk satu manajemen bank sampah yang siap untuk merubah nilai sampah dari yang tidak ekonomis menjadi memiliki nilai ekonomis. Sehingga setiap siswa nantinya dapat memiliki tabungan sampah yang bernilai ekonomi dan dapat membantu kebutuhan harian mereka selama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.


Pengelolaan Sampah di Sekolah

Pengelolaan sampah di banyak sekolah masih menggunakan model pengelolaan sampah yang sangat umum, yaitu model kumpul-angkut-buang dengan jenis sampah anorganik seperti kertas dan plastik yang masih sangat mendominasi. Sampah-sampah kertas kebanyakan dihasilkan dari proses belajar mengajar seperti sisa kerta buku yang sobek dan tidak terpakai lagi. Sedangkan sampah plastik banyak dihasilkan dari proses jajan (baca; belanja) di kantin sekolah dan jajan dari pedagang kaki lima di luar sekolah.
Sampah-sampah tersebut tidak terpilah secara maksimal, yaitu antar sampah anorganik (kertas dan plastik) dan sampah organik. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan siswa terkait


jenis-jenis sampah dan manfaat dari usaha memilah sampah. Dampaknya adalah sampah yang diproduksi oleh siswa dan siswi sekolah harus berakhir pada TPS Sekolah sebelum diangkut TPA.
Manfaat Namun jika bank sampah didirikan di sekolah, maka model pengelolaan sampah di sekolah secara perlahan akan berubah. Di mana sebelumnya model pengelolaan sampah hanya berorientasi pada mekanisme kumpul-angkut-buang berubah menjadi tabungan sampah. Sampah-sampah yang ditabung ini setidaknya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan siswa atau kelas. Siswa dapat menabung sampah-sampah anorganik yang akan memberikan manfaat salah satunya adalah manfaat secara ekonomi (dapat dijual untuk menambah tabungan) dan juga manfaat lainnya adalah perilaku siswa dalam mebuang sampah akan berubah seiring adanya bank sampah. Intensistas buang sampah sembarangan oleh pelajar/siswa akan berkurang karena para siswa akan memilih membuang di tempat sampah.
Sampah-sampah yang terkumpul di bank sampah sekolah kemudian dijual oleh pengurus bank sampah ke pihak pengepul atau ke bank sampah terdekat. Sehingga hasil penjualan tersebut dapat disalurkan untuk tabungan pelajar/siswa. Selain dijual, sampah-sampah anorganik juga bisa didaur ulang untuk dijadikan barang kreasi yang bermanfaat seperti; hiasan bunga plastik, pot bunga atau botol hias, gantungan kunci, kipas, alas gelas minuman, dompet dan lain sebagainya. Barang kreasi ini kemudian dapat juga dijual dan mendapatkan manfaat ekonomi.
Penutup Untuk mendirikan bank sampah di sekolah, pihak sekolah dapat menghubungi Badan Lingkungan Hidup yang ada di masing-masing kabupaten/kota atau dapat juga menghubungi pengurus bank sampah terdekat untuk dapat melakukan sosialisasi, pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik, serta memberikan pelatihan pembentukan manajemen bank sampah di sekolah.

  1. TULISAN TERKAIT
...

Drs. WS Gunawan.M.Pd

Bismillahirohmannirrohim Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website…

Selengkapnya